Sunday, May 12, 2019

Film teka-teki terbaik

Posted by Desy Ermawati Situmorang at 9:06 PM 0 comments
Bulan ini lagi seneng banget nonton film yang berbau konspirasi atau film yang diajak mikir gitu. Berikut beberapa film yang menurut gue bagus untuk ditonton.

1. The Boy in a Streaped Pajamas (2008)

Film ini mengisahkan seorang anak kecil yang hidup di masa kekejaman Hitler saat perang dunia kedua. Ia adalah seorang anak komandan tentara Nazi yang kesepian dengan yang kesehariannya sudah terbiasa mendengar ledakan bom dan letusan tembakan yang akhirnya memiliki seorang teman orang Yahudi, tahanan ayahnya.

Awalnya emang agak bosenin tapi bikin jadi teka-teki gitu didalam sana ada apa, dan kenapa (karna gue belum tau kisah nyatanya seperti apa) dan endingnya.....di luar dugaan, keren dan bikin nangis *lebay. Film pertama yang gue tonton tentang kekejaman dimana orang-orang tahanan di bakar hidup-hidup, kerja paksa, dan ga manusiawi banget sebelum akhirnya gue nonton film yang sama tentang perbudakan Nazi terhadap orang Yahudi. Film ini juga rekomen banget buat ditonton Schindler’s List (1993) , The Pianist (2002) yang mengisahkan kekejaman hitler masa itu. Sedih guys, syukur kita gak hidup dimasa itu.

2. Inferno (2016)

Semua  film yang diangkat dari novel karya Dan Brown memang selalu bikin gue penasaran dan seperti diajak untuk petualangan. Salah satunya film ini yang menceritakan  tentang petualangan Prof. Langdon untuk memecahkan teka-teki yang bersembunyi di balik simbol-simbol. Film ini keren karna gue diajak buat berasumsi dan mikir untuk pecahin teka-teki, selain itu juga latar cerita yang menarik karna berkaitan dengan sejarah  bikin gue makin penasaran dan pengen lihat langsung semua tempat yang ada disana hahaha. Film lainnya berjudul The Da Vinci Code (2006),dan Angels & Demons (2009) bagus juga untuk di tonton.

3. Who Am I: No System Is Safe? ( 2014)
Film ini menceritakan tentang hacker yang meretas situs-situs yang ada di dunia sampe akhirnya diketahui dan dikejar oleh Europol. Awal gue nonton okelah ya, pas udah setengah jalan kalian bakal dibikin pusing dengan teka-teki siapa pelaku nya dan endingnya juga ga terduga. Karna film ini gue jadi pengen jadi hacker hahahaha


Tuesday, April 23, 2019

Financial Tips : Discount

Posted by Desy Ermawati Situmorang at 9:19 PM 0 comments

Apa yang terlintas dipikiran pertama kalian kalau dengar "discount“ ?
1. Buy it
2. Leave it
3. Loading . . .

BUY IT !

Of course, siapa sih yang gak mau barang discount / promo? 
Eh tapi ada loh yang gak suka barang diskon. 
 “ Yaelah barang dia paling barang diskonan”
Barang diskon yang penting sama kan barangnya ? Justru itu nunjukin kalau lo smart manfaatin momen discount.
So kenapa harus malu dengan barang yang dibeli pas diskon?
Rajin-rajin lihat media sosial untuk update info atau biasanya di hari besar banyak diskon apalagi sekarang banyak aplikasi yang berlomba-lomba menawarkan diskon, kalau harga setelah diskon benar-benar dibawah harga pasaran alias “gaada udang dibalik discount"  cuuuss BUY IT! 


LEAVE IT !

Tapi gaes, perlu hati-hati juga spend money untuk barang beriming-iming diskon, jangan sampai budget sebulan habis dalam sejam dan akhirnya menyesal karna kita terperangkap dalam trik pemasaran mereka. 

1. Mark-up

Pernah gak sih lihat discount 75% tapi harganya masih sama aja dari harga biasanya? atau berkurang cuma dikit? Pasti perna lihat  kan? Itu salah satu trik penjual karna barang sudah di mark-up sebelum di jual, artinya barang udah dinaikin dulu harganya dari harga normal sebesar 75% trus di tulis deh

1.000.000, now 250.000 discount 75% 
Pas di cek ternyata harga pasaran ya sekitar Rp.250.000-an, gak ada berkurang sebesar 75% seperti yang diklaim. Ini trik paling banyak, tipsnya sebelum belanja cari tahu dulu harga normal barangnya berapa dan tau harga pasarannya.

2. Hanya 2 jam !

Gue pernah ke salah satu mall dan disana rame banget sama ibu-ibu, eh ternyata lagi ada sale hanya dua jam. Siapa sih yang gak panik diskon cuma dua jam? semua sibuk milih barangnya tanpa berpikir panjang bahkan barang jualannya pun udah ga sesuai tempatnya lagi. Tapi uniknya  setelah dua jam sale itu berakhir, pihak marketingnya bilang
 “karena kami senang melihat antusias pembeli, hari ini diskon kita perpanjang dua jam lagi!!!!”
Jangan langsung senang gaes, ini trik mereka karna gue pernah besoknya kesana masih tetap diskon dan caranya sama XD. Secara ga langsung mereka mempengaruhi psikologis kita dengan waktu yang kepepet, mau gamau kita terburu-buru beli tanpa berpikir panjang karna waktu yang singkat.So,kalau ada ginian cobain tunggu sampe 2 jam apa benar diskon berakhir hahah


3. Harga berakhiran “9” atau “5”  (Charm Pricing)

Trik ini juga masih populer nih, ngeliat barang harganya cuma Rp. 99.900 kesannya barang dibawah Rp.100.000 dan jauh lebih murah, padahal cuma beda Rp.100 aja. Disini penjual bermain di alam bawah sadar kita kalau Rp. 99.900 dengan Rp.100.000 itu perbedaan besar. Jadi kalau ngeliat diskon harga iming-iming ada angka “99” tutup mata aja ya :D

4. Beli 2 gratis 1

Ups... beli 2 gratis 1 siapa sih yang gamau. Kata "gratis" ampuh mempengaruhi buyer tanpa peduli lagi dengan harganya padahal kalo dipikr-pikir lagi harganya sama kayak kalian beli tiga barang tersebut. Kadang kita paksain beli karna udah terperangkap dengan  kata "gratis" yang dimana secara refleks dipikiran kita barang dengan harga segitu menguntungkan dan akhirnya kita beli. Lebih disayangkan lagi kalau ternyata barang yang kita butuhkan cuma 1 aja, sisanya numpuk deh :( Tapi kalau memang beneran itu hargnya jauh lebih murah, kalian bisa join sama temen atau sisa barangnya yang ga terpakai di jual lagi ;)

5. Cash back 50%
Ini gue pernah jadi korban sih hahahaha.  Promo ginian lebih banyak di promo  makanan by aplikasi. Gue pernah liat terpampang jelas brosurnya cash back 50% ya karna gue kesenengan langsung deh mesen banyak makanan, eh tau-tau ada lanjutan tulisannya dengan SANGAT KECIL dibawahnya “ Maksimal cash back 15 ribu” HAHAHAH Yah berasa kena tipu cash backnya ga seberapa. So baca dulu ya ketentuannya dengan detail.

Loading . . .

Pas lihat kata discount intinya sih kenali jenis diskon yang ditawarkan, analisis lagi apakah perlu untuk dibeli atau ingin beli aja karna diskon aja. Tau-tau karna diskon yang gak seberapa kan sayang juga kalau gak butuh, dan satu lagi!
Buat ladies kalo belanja mending bawa temen / mom, buat menyadarkan dari pengaruh hipnotis harga haha.


Kamu tipe yang mana? ;) - xDsy

Wednesday, March 27, 2019

Posted by Desy Ermawati Situmorang at 2:52 AM 0 comments
                                                          First Quarter

Satu per empat tahun sudah hampir berlalu, apakabar resolusi? Sudah berjalan sejauh mana? Apa yang sudah tercapai di first quarter?
Belum ada satu per empat resolusi yang tercapai.
Tapi tak apa, semua tentang proses, tekuni proses, minimal resolusi rutin untuk menulis di blog 2 post per bulan masih bertahan :)

List on my next quarter :
1. Read a book min 1 per month ( Science non-fiction book)
2. Keep writing in a blog and upload a new video ( acctually i upload video on my youtube channel just for save my video gallery xD may be next i will create a content)
3. Solo Travelling
4. Get new challange in the new company
5. Joining in volunteer  
6. Investing self with joining in training, seminar etc
7. Healthy care (Specially on food)
8. And others my secret list

Any recomendation an unique list to do ?

Wednesday, March 13, 2019

Dear Woman

Posted by Desy Ermawati Situmorang at 9:37 PM 0 comments
"Kok lo gendutan?”

Gue yakin kalian pasti sering banget denger pertanyaan itu dan pertanyaan itu mulai banyak dilontarkan buat gue sendiri.
Tapi herannya, perempuan sekarang berlomba-lomba buat kurus pengen kayak artis korea, naik satu kilo aja bisa gak makan pagi dan malam. Padahal kalo gue lihat dia masih sama-sama aja.
Bahkan kurus dijadikan impian atau cita-cita temen gue waktu kuliah padahal menurut gue dia masih ideal.

Apa spesialnya jadi orang kurus?

Gue sudah merasakan 2 fase. Fase kurus dan fase gemuk (dari kacamata wanita)  
Dari SD sampai kuliah gue selalu disuruh banyak makan karna kurus. Mungkin sudah bawaan gue susah naik berat badan. Gue sering banget denger komentar temen gue seperti ini :

“Kok kamu kurus banget, banyak makan gih”

“Yaampun berat kamu cuma 45 kg? Tulang doang dong?”

Terus apakabar sama kalian yang mau kurus? Katanya mau kurus kok gue kurus masih tetep dikomentarin ? Kan banyak yang mau kurus kayak gue. Hahaha

Sempet ngira kurus itu ga bagus (mungkin karna dari segi penampilan) jadi gue coba program ”penggemukan” badan.
Percaya atau enggak gue sempet minum susu Appeton Weight Gain yang diklaim bisa naikin berat badan dan itu cuma habis selama 2 minggu. Ada hasil? No. Berat badan gue gada bertambah sama sekali.Hahaha

Gue coba cara kedua, sekitar semester 7 gue mulai nge-gym.
Ada hasil? Yes. Target gue cuma mau naikin 2 kilo dan dalam dua bulan berhasil.

Ada yang komentar badan gue udah ideal? Noooo. :)

Sekarang berat gue 53 kilo. Ada yang komentar? Tentu banyak.

“Desyyyyyy yampun kok gendutan”

“Yammpun tembem banget”Dsb...

Dear woman,
Apa yang salah dengan kurus? Apa yang salah dengan gemuk? Selama keduanya masih sehat dan ga ngeganggu aktifitas kenapa harus direpotin? Ga percaya diri dengan penampilan?
Lalu ideal itu seperti apa?
Ideal versi gue adalah selama masih berada range batas BMI sehat. Gapeduli terlihat kurus atau gemuk. Tapi masih gak percaya diri dengan penampilan?
Guys, penampilan kita ga melulu tentang berat badan.

Gue sudah melewati 2 fase.
Disaat gue kurus dikomentarin, disaat gue mulai terlihat gendut juga dikomentarin, disaat gue ideal? gada tuh yang peduli diwaktu berat gue “ideal”. Jadi lo masih mau peduli sama mereka yang masih body shaming?

Kalau ada pertanyaan seperti kalimat diawal, jawab aja

“Iya sengaja pengen gemuk “ -Dsy

Thursday, February 21, 2019

ACNE PROBLEM (2) - LEPAS KRIM DOKTER

Posted by Desy Ermawati Situmorang at 2:16 AM 0 comments
                                    ACNE PROBLEM (2) - LEPAS KRIM DOKTER

Well, kemarin gue udah bercerita tentang pencarian dengan dokter kulit yang cocok, kali ini mau bahas cara gue bisa berhenti dari krim-krim dokter.

2017

Di tahun ini gue udah mulai kerja di Cikarang, jadi udah jarang banget kontrol karna jauh di Bandung dan waktunya di jam kerja, solusinya gue beli krim yang sama untuk setiap bulannya tanpa konsul lagi. Gue lakuin hal ini selama setahun and do you know tiap krim udah mau habis gue harus cepet-cepet beli lagi, karna kalo ditinggal aja dua atau tiga hari tanpa krim itu jerawat kecil-kecil mulai muncul :’’

FYI : Sebelumnya gue udah cari cara lain gimana caranya berhenti krim dokter dari jaman gue berhenti cek ke dr.Tony tapi selalu gagal dan ujung-ujungnya balik ke dokter lagi dan cari dokter lain lagi.

Terus gue rajin nonton beauty vlogger gimana cara bebas jerawat dsb, kadang iri pengen bisa kayak orang lain pake makeup tanpa breakout. Selama masa jerawatan gue ga pernah pake make up, paling sesekali aja pas acara tertentu. Dari jaman kuliah udah banyak skincare yang gue coba bisa di cek disini, sampai akhirnya gue kerja dan teracuni buat cobain lebih banyak skin care lain *mentang” udah kerja wkwk

Jadi, dari beberapa sumber yang gue dapat, tips berhenti krim dokter yaitu :
1. Jangan langsung berhenti semua, coba kurangin pemakaian yang tadinya tiap hari jadi 2 hari sekali.
2. Jangan langsung krim malam dan pagi yang berhenti tapi selang seling.
3. Kurangi makeup dan biarin kulit bareface tanpa skincare apapun itu lagi detox ceritanya.
4. Jaga pola hidup, rajin olah raga, jaga makanan, dan jangan stress

Dari empat tips cuma dua yang gue ikutin hahaha

Gue pernah ikutin keempatnya tapi gagal, akhirnya cobalah cara gue sendiri seperti ini :
1. Kuatin mental dan niat !
Pasti kalian udah tau resiko pada umumnya apa kalau mau berhenti, harus terima wajah ga seglowing pakai krim dokter, jadi jangan setengah-setengah karna semua ada proses.

2. Fokus berhenti krim malam dulu
Jadi selama dua bulan gue bener-bener pake krim malam selang seling, misalnya selama dua minggu pakai 2 hari sekali nanti dua minggu selanjutnya 3 hari sekali gitu seterusnya sampe dapat titik dimana pake cuma seminggu sekali.
Hasilnya wajah jadi agak minyakan, kusam dan yah..berkomedo, jerawat satu dua muncul itu normal lah ya , tapi gue tetap pakai krim pagi tiap hari cuma krim malam aja di kurangin.

3. Fokus berhenti krim pagi
Masuk ke titik dimana gue cuma pakai krim malam 3 hari sekali dan mulai ke krim pagi.Gue lakuin hal yang sama kayak pakai krim malam. Jadi disini barengan pengurangan krim malam dan pagi.
Hasilnya : Kusam, berminyak, ga secerah dulu, memerah, tapiiiii gue kaget kulit gue ga bereaksi berlebihan karna jerawat yang muncul ga separah sebelumnya gue berhenti.  Seneng banget pasti, tapi banyak juga temen yang nanya  
kok wajahnya jadi kayak banyak jerawat sihkok kayak kusem sihkok...kok...kok...
Dalam hati...
“Oh dude, lo gatau perjuangan gue seperti apa melepas semua krim ini, dan ini jauh lebih baik dari masa gue jerawatan dulu” 
Gue tetap berusaha buat percaya diri dan memang yang dibilang itu benar nyatanya tapi gue ga ambil pusing karna kondisi seperti ini bagian dari proses. 

4. Tetap cari pengganti krim dengan skincare Gue sempet kehabisan krim dokter dan itu pas lagi libur panjang. Bingung deh gue, akhirnya ga pake krim selama seminggu dan setelah cari info skincare, dan ketemulah produk-produk disini.
Akhirnya bisa ngerasain juga produk yang cocok sama kulit dan benar-benar udah lepas dari krim dokter :)

  
Produk Skincare pengganti krim :

1. Nature Republc
Awalnya dipake tiap pagi dan malam setiap hari, tapi setelah seminggu gue ngerasa kulit jadi kering solusinya dipake cuma 2 hari sekali di malam hari aja. Efeknya nenangin jerawat dan ngempesin jerawat serta beruntusan.

2. Facial wash Tea Tree TBS
Sebenernya udah pake dari pas kuliah cuma gue sempet galau pas berhenti krim itu ada jerawat nanah, gue kira karna ga cocok facial wash, tapi gak mungkin ya orang udah pake dari pas kuliah, jadi gue terusin aja sampe sekarang. Efeknya wajah terbebas dari minyak, tapi kalau dipake terlalu banyak bisa bikin kulit kering di kulit gue.

3. Corine de Farme
Karna kulit waktu itu kering, gue bingung banget cari pelembabnya apa, tapi tiap pakai micellar water ini kulit gue jadi lembab, kayak ga butuh pelembab lagi dan gue pakelah sampai satu botol habis.

Udah sih cuma 3 produk itu aja yang gue pake selama kurang lebih 2/ 3 bulan dan menurut gue lumayan ngebantu bikin wajah ga breakout parah selama proses lepas krim dokter.
Setelah gue yakin dan ada sinyal bisa bebas krim dokter, gue coba-coba lagi cobain produk travel kit Bioderma dan cocok di wajah gue.

TIPS : Cari produk pengganti yang bahannya ringan atau mengklaim non-comedogenic, free paraben, free alcohol (buat yang alergi), oil free dan sudah teruji secara dermatologist.

Jadi ini udah bulan ke-4 proses berhenti total dari krim dokter dan saat ini produk yang gue pake adalah :

1. Micellar water Bioderma Hydrabio (Dipakai kalau wajah terasa kotor atau habis dari tempat berpolusi)
2. Pelembab Bioderma (Dipakai setiap hari, karna tipe kulit gue kombinasi dan bisa kering banget di ruang berAC)
3. Sunscreen Heliatech (Kalau mau ke tempat outdoor)
4. Bedak Marcks yang pink
Cuma 4 produk itu aja yang hampir rutin, sisanya gue maskeran tiap malam.

Masker favorite :
1. Freeman Charcoal (Ini bagus parah buat kalian yang lagi jerawatan , kadang gue totolin ke spot jerawat aja karna cepet banget kempesin jerawatnya, gue pake juga buat ngescrub tiap seminggu sekali)
2. Nature Republic (Gue masih pake ini tapi sesekali aja, seminggu sekali biasanya atau pas lagi beruntusan)
3. Sheet Mask di Drug Store (Gue pake kalau kulit lagi kering )
4. St.Ives Oatmeal (Punya ini sebelum pake Freeman, bikin kulit halus tapi scrubnya kurang sih)

Kondisi kulit saat ini :
1. Jerawat udah jarang muncul paling kalau lagi datang bulan aja (masih normal ya)
2. Pasca panen jerawat, bekas jerawatnya lumayan banyak bikin dark spot, tapi udah agak memudar mungkin karna rutin maskeran juga.
3. Wajah gak sekusam waktu awal berhenti krim dokter, karna kulit kita sudah beregenarasi.
4. Ngerasa kulit lebih sehat. Sehat bukan berarti putih dan mulus yaa
Meskipun hasilnya masih belum semaksimal waktu pakai krim dokter tapi ngerasa bangga karna udah punya cara sendiri ngatasin masalah jerawat. Problemnya sekarang paling cara ngilangin dark spot sama ngecilin pori-pori, kalau ada yang tahu komen ya :)

So far segini sharing yang bisa gue kasih, gue berharap kalian yang punya problem sama tetap percaya diri dan berjuang cari-cari produk yang cocok dengan kulit kalian.
Intinya harus diniatin dan disiplin selama prosesnya. 

“Cantik itu ketika kamu tetap percaya diri dengan kondisi kulitmu” - DSY

Wednesday, February 20, 2019

ACNE PROBLEM (1) - AWAL MULANYA

Posted by Desy Ermawati Situmorang at 12:33 AM 1 comments
ACNE PROBLEM (1) - AWAL MULANYA


Hai guys, kali ini gue mau sharing tentang perjuangan ngelawan musuh sejuta umat a.k.a Jerawat dan cara berhenti dari krim dokter. Part 1 ini gue bakal lebih fokus ke awal pengalaman dan masa pencarian dokter yang cocok.

Awal mulanya gue mulai serius dengan masalah jerawat waktu lagi kuliah tahun 2014.

Semester 3 gue gak ada make skincare apalagi makeup, cuma pake facial wash (lupa namanya beli di apotik) dan pelembab P*NDS yang pink gitu. Setelah “denger-denger” dari temen gue tentang pelembab yang lagi dipakai ternyata gak bagus dipake jangka panjang akhirnya berhenti pake pelembabnya. Jerawat mulai muncul tapi masih normal dan mulai coba-coba pake masker alami.

Semester 4 ga ngerti kenapa kayak makin banyak beruntusan, komedo dan jerawat muncul. Gue curiga sama facial wash yang dipake ga cocok karna waktu itu kulit jadi kering kelupas di sebagian sisi. Setelah beberapa bulan tiba-tiba jerawat gue panen. Serius ini ga ngerti kenapa semua jenis jerawat perkembangannya cepet banget dan smua jenis lengkap di muka ini (Disini gue sedih banget dan syok karna ini parah banget, gue sempet foto tapi udah dihapus karna merinding pas liatnya lagi) pergi ke kampus juga tiap hari pake masker :(

Gue udah cari 1001 cara pake masker alami dan akhirnya gatahan pengen ke dokter aja. Banyak temen yang rekomendasiin ke E*HA, N*T*SHA dan klinik dr.W*JAYA. Disini gue takut banget, takut ga cocok atau makin ketergantungan karna baca review dari yang lain kebanyakan ketergantungan. Akhirnya dapat pencerahan dari teman biar berobat ke dokter spesialis kulit aja, disinilah perjalanan gue di mulai :)

1. RS. Cibabat, Cimahi 
Sebelum mampir kesini, gue udah pergi ke 2 Rumah Sakit lainnya tapi dokternya lagi ga praktek di hari itu. Disini dokter kasih resep obat Mediklin yang pagi dan malam, obat minum antibiotik sama direkomedasiin pake facial wash clear and clear. Tapiiiiii, karna gue liat review yang pake mediklin itu banyak yang purging dulu, gue gak berani pakenya. *Mau separah apalagi coba...

2. RS. Rajawali , Bandung
Karna resepnya menurut gue kurang pas, akhirnya cari dokter lain yang praktek sabtu sore dan ternyata cuma disini. Gue konsul sama Prof.Dr. H. Tonny Djajakusumah, dr SpKK. Dokternya ramah banget dan enak ngejelasinnya. Gue dijelasin asal muasal jerawat, nanya penyebabnya, sampe  make sure resep obat yang dokter kasih ini ga bikin purging dulu. Wkwkwk
Berikut penjelasan dari dokter yang gue ingat.

Penyebab:

1. Gak cocok sama masker yang alami atau penggunaan masker alami gue salah. Contohnya gue langsung olesin tuh jeruk nipis ke wajah (katanya ini salah) karna kulit gue sensitif jadi gaboleh sembarangan.
2. Ga paham sama tipe kulit. Kulit gue ternyata tipe sensitif, berminyak dan berjerawat dimana harusnya gue lebih jaga dengan pake sunscreen, bedak untuk mengurangi minyak,dsb tapi gue gapake apa-apa.
3.  Makanan. Gue kebanyakan makan gorengan, keju, susu dan pemicu jerawat lainnya. *btw makanan pemicu tiap orang beda ya. Kalau gue fix karna makanan pedes, dan banyak makan gorengan hahah.
4.  Stress. Satu semester itu gue kepikirian terus sama jerawat gue dan bikin jadi stress. Stres juga bsa memperparah jerawat gais. 
5.  Faktor keturunan/gen. Yashh bener banget. Papa gue ada riwayat jerawatan :)

Kondisi jerawat dalam medis :
Dengan tenangnya dokter ini bilang masih ada yang lebih parah dari gue, ini belum seberapa. Omg, menurut gue ini parah banget, oke gue sedikit tenang berarti dokter ini udah pernah nangangin yang lebih parah dari gue.Dia berusaha bikin gue buat tenang dengan kondisi seperti ini dan semua bakal kembali normal.
Pas gue tanya jerawat gue ini level berapa dia bilang “Menengah menuju berat” *Nah loh.... XD


Penanganan :
a. Dokter ini sangat jelas melarang gue buat scrub, facial atau treatment lainnya karna kondisi jerawat gue masih mateng dan radang. Dia bilang gak usah treatment-treatment, gak perlu! Justru dia ngajak gue kerja sama buat perawatan dari dalam dulu alias jaga pola makan, jangan stress dan rutin pake obat yang nanti dikasih.
b. Gue dikasih obat minum antibiotik Doxycycline, facial wash Cetaphil, vitamin regenerasi kulit(racikan dokter), krim pagi, krim malam, dan Benzoyl Peroxide obat yang dipake hanya di  spot jerawat yang besar dan meradang.
c. Dokter bilang jerawat itu pertama harus diredakan dulu faktor pemicu dan jerawatnya dari dalam tubuh, setelahnya pemulihan struktur kulit (regenarasi kulit) abis itu baru deh pencerah wajah. Nah kebanyakan dokter itu pemulihan jerawat dan pemulihan struktur kulit jadi satu atau bahkan fokus ke pemulihan struktur kulit dulu, padahal memang harus peredaan jerawat sampe benar-benar reda baru ke tahap selanjutnya.

Perkembangan :
a) Setelah gue konsul dan pake serangkaian obatnya, 2-4 hari jerawat gue mateng (tetep sama)
b) Masuk ke 5-7 hari jerawat udah mulai ada yg kering, kempes
c) Masuk hari ke-8 sampai ke-14 jerawat gue bener-bener kempes dan radang reda. Praise the lord betapa bahagianya gue :”)
d) Konsul lagi dan dikasih resep lagi, gue gatau racikan sama atau ga tapi yang tetep itu facial wash Cetaphil.
e) Sampai tiba di konsul ketiga, konsul kedua dan ketiganya gue datang ke tempat prakteknya di  Kebon Jati dan disana gue dapat penanganan gatau diapain gitu kayaknya sih dikeluarin jerawat batu gue yang gede-gede perih dan berdarah, tapi setelahnya di spot itu ga ada lagi muncul jerawat.
f) Fyi : Kalau datang ke tempat prakteknya harus booking jauh hari karna penuh banget dan gue      waktu itu kebagian jam 11 malem, katanya prakteknya bisa sampe jam 2 pagi.wow...
g) Setelah satu bulan jerawat gue bener-bener hilang dan bekas jerawat mulai memudar. I’m so happy :))))) Thank you doc! 

Temen gue bilang wajah gue setelah jerawatan better daripada sebelum jerawat xD 
saat itu gue udah mulai percaya diri lagi dan gue mengklaim jerawat  udah “sembuh” dan gue gaperlu cek atau konsul lagi serta pake serangkaian krim itu. *mulai sombong...wkwk

Seminggu ga pake okelah, dua minggu muncul diki-dikit normal lah ya, tiga minggu kok makin banyak yaa, minggu keempat pertahanan pun runtuh karna trauma kayak dulu lagi hahaahahahah.

Sepertinya gue udah ketergantungan sama krim yang dokter kasih, mau balik konsul tapi sekali konsul dengan obat-obatnya bisa 500K :" akhirnya gue cari yg  dokter kulit yang lebih ramah di kantong mahasiswa dan ketemulah klinik dekat rumah.

3.Klinik dekat rumah (Lupa namanya)
Sebenernya dokter ini praktek di apotek gitu, yah coba aja dulu kan ya siapa tau dokter ini juga cocok, tapi ternyata gue disini kurang lebih 6 bulan aja soalnya gada perkembangan meskipun jerawat gue lagi ga separah sebelumnya. Disini pertama kali gue facial sesuai anjuran dokter. Facial pertama kaget banget muka bengkak-bengkak, berdarah sana sini, tapi ngerasa wajah lebih mulus dan cerah sih...ah, hanya bertahan beberapa hari aja, mungkin sugesti. Setelahnya gue gapernah lagi facial lagi dan merasa kurang cocok and the move again.

4. RS. Dustira - Klinik Griya Geulis

Kali ini gue menetapkan niat buat ngikutin prosedur, konsul rutin dan gamau lagi pindah-pindah dokter, pokoknya disini harus sampe beres masalah jerawat gue. Gue konsul di dokter ini hampir 2 tahun lebih gengss! Dokter yang nanganin gue adalah dr.Agus Waluyo, SpKK, M.Kes, M.MRS.

Dokternya ramah, tiap konsul dia jelasin sampe dikasih waktu buat bertanya (udah kayak kuliah).
Pertama kali konsul kesini dikasih banyak resep (seperti pada umumnya) tapi enaknya dsni kasirnya nanya, mau ambil semua resep atau sebagian, gue cuma mnta krim-krimnya aja, facial wash saat itu pake clear and clear dan udah cocok.

Perkembangannya ga sesignifikan dr.Tony sih, tapi ini lumayan dibanding dokter sebelumnya. Yang bikin gue bisa bertahan lama 2 tahun disini itu karna harga obatnya pas di kantong, dokternya welcome dan terbuka sama gue dengan resep-resep yang dikasih, jadi ya gue ada sedikit rasa aman lah ya. Sampe gue tanyain ke dokternya kandungan krimnya apa aja (rese sih kalau dpt pasien kayak gue semua ditanya haha) saking takutnya ketergantungan dan ga cocok.

Dia bilang saat ini dia fokus sama peredaan jerawat dlu baru nanti ke pencerah dsb. Setelah dia nulis resep dia bilang kalau resep yang dia kasih itu aman dan masih basic alias pure obat jerawat ditambah sedikit racikannya belum main di whitening dsb. 

Beliau bilang kulit gue sensitif dan dia bahkan takut kalo kasih yang keras, makanya fokus di jerawat dulu. Dia juga bilang penyebab kulit gue memerah itu karna sensitif dan kemungkinan waktu di Dr.Tony sempet kasih gue yang ada whiteningnya, jadi makin sensitif. Seharusnya gue waktu berhenti krim itu juga gak langsung, karna kulit jadi kaget, tapi harus perlahan dan dikurangin dosisnya. Makin percayalah gue karna beliau ngajarin cara berhenti krim dokter juga hahah.

Selama perawatan di dokter ini seharusnya gue ada perawatan treatment, tapi seperti yang gue bilang dokter ini baik banget nanya dulu sama gue mau tindakan atau engga, karna gue trauma facial dan gue bilang gamau jadi dia kasih gue dalam bentuk krim lagi yang fungsinya sama sperti treatment itu, tapi lagi dan lagi gue ga pakai krimnya karna takut ketergantungan.hahahahah

Selama dibawah naungan dokter Agus, kulit gue ga gimana-gimana sih, tapi minyak wajah gue berkurang, jerawat gue masih terkontrol ada satu atau dua, kata beliau itu normal karna faktor hormonal. Cuma memang gak secerah dan mulus waktu dari dr.Tony. Ya, karna gue bilang ke dokter Agus gue cuma pengen ga jerawat aja udah syukur :) gaperlu pake whitening dsb.

Tahun 2017


Friday, January 18, 2019

Tiga Jam

Posted by Desy Ermawati Situmorang at 7:49 PM 1 comments


Kerja jam 08.00 - 17.00 dari senin sampai jumat.
Belum lagi kalau lembur.
Belum lagi yang kebijakan sabtu masuk setengah hari.

Satu hari 24 jam.
Tujuh jam untuk tidur,
Delapan jam untuk kerja,
Enam jam untuk makan, mandi, brangkat kerja, kejebak macet
Sisa tinggal tiga jam.

Tiga jam bisa dipakai apa ya?
Ngescroll medsos aja kayaknya ga kerasa,
Nyantai dikasur tau-tau udah ketiduran aja,
Kalo nonton drakor pasti gabisa gerak sama sekali bahkan bisa ambil jatah jam tidur.

Akhirnya ngeluh.
  “Gue gak ada waktu”

Mungkin, jam tidur kamu kebanyakan
Mungkin, waktu untuk dandan dan nyatok rambut kamu berlebihan
Mungkin, kamu lupa punya waktu tiga jam yang berharga
Atau mungkin. . .

Kamu lupa bersyukur hari ini.

 

Dessyer Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea