Thursday, August 30, 2018

Don’t Judge People by the Instagram

Posted by Desy Ermawati Situmorang at 9:06 PM 0 comments


“Lagi ngapain?”
“Lagi bagusin feed instagram nih”

Well, gue masih sering nemuin orang yang ‘sangat detil’ sama postingan di instagramnya.
Hari ini diposting besok udah dihapus.
Hari ini foto 100x dengan pose sama yang di post cuma satu foto terbaik.
Filter feednya ga match / berantakan terus diganti sama yang match.
Sampe akhirnya feed instagram look really perfecto.

Orang yang visit instagram si A...
“Keren si A, kerjaannya jalan-jalan mulu, feednya juga bagus, barangnya branded’’
“Si A happy yah hidupnya, gaada masalah, enak banget”
“Pengen deh bisa kayak si A, pasangannya baik banget, ga kayak pasangan gue”
Mereka menjudge orang berdasar apa yang mereka lihat.

Then...
Muncullah berbagai tipe netizen.

Netizen tipe A : Gamau kalah sama orang lain yang dia liat postingan IG.
Kalau ada orang beli mobil baru, dia beli mobil juga. Kalau dia lihat orang beli pesawat, pasti beli pesawat juga, apapun dijual deh demi bisa nyaingin orang lain.

Netizen tipe B : Nyinyir (gosip) orang lain karna postingannya.
Tipe ini paling gabisa liat orang mengekpresikan diri. Semua pasti dinyinyirin. Liat postingan orang lagi bahagia dinyinyirin, liat postingan orang lagi sedih dinyinyirin juga. So, semua postingan pasti dinyinyirin dan gamau nerima pendapat orang lain. Netizen tipe B ini selalu merasa paling benar.
  
Netizen tipe C : No comment dan menganggap itu ekpresi diri semata.
Dia cukup tau. Ada berita viral dia cukup tau. Berkomentar tapi ga berlebihan, dan jadiin instagram buat promosi bisnis atau memotivasi orang lain. Netizen tipe B gamau ambil pusing sama postingannya. Dia cuma posting apa yang disuka, bagi dia postingan instagram kebanyakan pencitraan diri dimana orang itu mau dirinya dianggap seperti apa yang diharapkannya.

Ibarat ‘lingkaran setan’ semua melihat, menjudge dan mengikuti dari satu orang dan berlanjut seterusnya.

Masih ada menjadikan gaya hidup orang di instagram jadi patokan standar hidupnya.
Masih ada memberi value diri berdasarkan banyaknya followers dan like.
Masih ada menjadikan hal di instagram sebagai pembanding apa yang dimilikinya dengan orang lain.
Masih ada yang merasa insecure karna komentar netizen.
Masih ada yang gak hidup di dunia nyata karna sibuk bersnapgram.
Masih ada yang ga nikmatin hidup karna sibuk dengan feed instagram.
Masih ada yang melihat postingan hanya sekedar ekpresi diri.
Masih ada yang menganggap what you see on instagram is 50:50 with they real life.  

Your value not depends on instagram. Your value depends on your real life.
 

Dessyer Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea